Balihonya Banyak Dirusak dan Hilang, Caleg Ima Mahdiah Pilih Kampanye via Warga yang Pernah Dibantu

Caleg PDI Perjuangan untuk DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah mencatat ada sekitar 100 alat peraga kampanye (APK) miliknya yang rusak dan hilang selama masa kampanye ini.

Untuk APK berbentuk baliho dan spanduk yang rusak, Ima meyakini memang hal itu karena disengaja, bukan rusak karena sendirinya.

“Karena terlihat jelas itu ada yang dicoret, ditutupi stiker sampai dirobek. Kalau rusaknya karena angin kan tidak seperti itu, belum lagi yang pada hilang itu juga banyak,” kata Ima, Jumat (19/1/2024).

Dari 5 kecamatan yang menjadi wilayah dapilnya di Jakarta 10, Ima menyebut rusak dan hilangnya APK miliknya mayoritas berada di Kecamatan Kebon Jeruk, Kembangan dan Grogol Petamburan.

Ima mengatakan, di beberapa titik, bahkan baliho miliknya sudah rusak dan hilang tak lama setelah dipasang oleh timsesnya.

“Dan yang di titik baliho hilang itu, tiba-tiba langsung diganti sama baliho dari caleg lain lagi,” kata Ima.

Ima mengatakan, dirinya sudah melaporkan kepada panitia pengawas kecamatan (panwascam) setempat terkait hal ini.

Tujuannya untuk mengetahui siapakah orang yang melakukan hal itu. Apakah hanya ulah pihak tak bertanggungjawab yang sekadar iseng atau memang bertujuan untuk merugikannya.

Adapun satu baliho berukuran besar yang biasanya dipasang di pinggir jalan itu biaya cetaknya di angka Rp200-250 ribu. Itu belum termasuk biaya bambu untuk penopangnya.

“Saya kan untuk spanduk dan baliho yang dipasang di jalan itu ada 300, mungkin yang rusak dan hilang ada 100-an,” kata Ima.

Namun Ima pun tak bisa berharap banyak pada pengawas pemilu terkait hal ini.

Sebab, panwascam mengaku tak bisa memonitor semua titik pemasangan APK para caleg karena tak ada CCTV yang memonitor.

Gunakan cara kreatif
Untuk mengantisipasi pengerusakan dan hilangnya APK miliknya terus terjadi, Ima menyiasati cara kampanye dengan cara lain.

Ima yang juga berstatus petahana di DPRD DKI Jakarta ini memilih meminta izin kepada warga yang pernah dibantunya untuk menempelkan APK di rumah-rumah mereka.

“Dari 2019 sampai 2023 (sejak terpilih sebagai anggota DPRD) sudah ada 16 ribu orang yang sudah saya bantu.

Saya kemudian meminta tim saya untuk datangin mereka dan minta izin untuk tempel stiker dan spanduk saya di rumah mereka,” ujar Ima.

Menurut Ima, cara itu lebih efektif ketimbang hanya memasang APK di ruas jalan.

Pemilu 2024 adalah kali kedua Ima maju sebagai caleg. Di kesempatan pertamanya nyaleg pada Pemilu 2019 lalu, Ima langsung berhasil lolos ke DPRD DKI Jakarta.

Ia bahkan meraih suara terbanyak di dapil Jakarta 10 yang meliputi Kecamatan Palmerah, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, Kembangan dan Tamansari, Jakarta Barat dengan menembus perolehan 30 ribu suara.

Kala itu, yang membuat Ima dikenal karena statusnya sebagai staf dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Ahok bahkan di 2019 ikut turun langsung berkampanye untuk Ima. Namun untuk di 2024 ini, Ima memastikan tak akan dibantu Ahok dalam berkampanye.

Sebab, status Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina membuatnya tak bisa ikut dalam kampanye politik.

“Pak Ahok sebenarnya mau banget turun kampanye tetapi kan status dia sebagai komisaris BUMN tidak memperbolehkannya berkampanye,” kata Ima.

Selain itu, kenyataan bahwa Presiden Joko Widodo sudah tak bersama PDIP di Pemilu tahun ini membuat Ima lebih bekerja keras lagi turun ke dapilnya.

Sebab, selain ingin memenangkan dirinya, Ima juga bertugas untuk bisa memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres dan cawapres yang diusung PDIP.

Ia yakin para pemilihnya nanti juga akan menggunakan hak suaranya di Pilpres kepada Ganjar-Mahfud. [Tribunnews.com]