PDIP: Pemprov DKI Gagap Melihat Euphoria Berujung Penutupan Tebet Eco Park

Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah sebut Pemprov DKI Jakarta gagal lakukan mitigasi terkait Tebet Eco Park, Jakarta Selatan.

Memiliki luas tujuh hektar, membuat Tebet Eco Park banyak didatangi warga. Apalagi setelah taman dengan berbagai fasilitas ini kerap diberitakan media massa.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pernah ada 60 ribu warga yang datang ke Tebet Eco Park pada akhir pekan.

Padahal taman ini hanya memiliki kapasitas delapan ribu sampai 10 ribu pengunjung.

Jumlah pengunjung yang membludak pun turut tak dibarengi dengan ketersediaan kantong parkir yang mempuni di sekitar lokasi.

Sehingga beberapa oknum memanfaatkan sejumlah tempat dekat taman sebagai lokasi parkir liar.

Semerawutnya pedagang kaki lima (PKL) turut memperkeruh suasana di sekitaran Tebet Eco Park.

Alhasil, keluhan demi keluhan terus disampaikan warga hingga berujung penutupan sementara Tebet Eco Park oleh Pemprov DKI Jakarta.

Penutupan yang dilakukan sampai akhir Juni ini diketahui untuk perbaikan fasilitas dan pemeliharaan taman.

Melihat kondisi inilah, Ima menyebut Pemprov DKI Jakarta kurang siap untuk mengatasi masalah yang ada.

Padahal, sebelum terbangunnya Tebet Eco Park, masalah seperti ini sudah harus dipikirkan secara matang.

“Ini hal yang bagus sebetulnya, masyarakat menjadikan taman sebagai pilihan utama untuk rekreasi atau berolahraga. Sayangnya Pemprov gagal melakukan mitigasi sebelum revitalisasi taman dilakukan, sehingga mereka gagap melihat euforia masyarakat dan akhirnya menutup taman Tebet (Eco Park),” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (17/6/2022).

a tak menampik bila di Jakarta terdapat banyak taman. Namun, ia menyarankan agar jam operasional bisa dipertimbangkan kembali.

Tujuannya agar masyarakat tak hanya bertumpuk pada satu lokasi saja.

“Di Jakarta sebetulnya banyak taman tapi tidak semuanya beroperasi penuh selama pandemi ini. Contohnya lapangan banteng, jam 17.00 WIB itu di hari kerja sudah harus tutup, padahal saya lihat banyak masyarakat yang baru selesai kerja ingin berolahraga. Seharusnya jam operasional dilonggarkan saja sampai malam, sehingga masyarakat bisa mengatur waktu untuk beraktivitas di taman-taman tersebut,” pungkasnya. [Tribunnews.com]